SELAMAT DATANG DI JEMAAT SHEKINAH SAWOJAJAR KOTABUMI LAMPUNG UTARA , TUHAN YESUS MEMBERKATI ......

PERSEMBAHAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG BENAR


”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (RM 12 : 1 – 2). Orang yang dapat mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang benar, itu berarti ia sudah mengalami kemerdekaan, karena orang yang belum merdeka dalam Tuhan tidak akan pernah bisa mempersembahkan tubuhnya. Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mempersembahkan tubuhnya untuk menyelamatkan manusia. Ciri orang yang merdeka dapat dilihat dari reaksi / responnya ketika disakiti, apakah merespon dengan amarah, persungutan, atau balas dendam. Tuhan juga bisa sakit hati dan marah, tetapi Ia juga mengampuni. Orang yang sudah merdeka, maka ia tidak akan mudah sakit hati, sakit hati membuat orang tidak bebas dalam melayani Tuhan. Setiap Gereja Tuhan pasti diperlengkapi dengan minimal satu talenta untuk melayani Tuhan, tetapi mengapa Gereja Tuhan belum maksimal dalam melayani Tuhan? Karena masih sering kali ada iri hati, curiga, sakit hati. Tuhan menginginkan setiap kita menjadi alat Tuhan yang luarbiasa. Saudara mau untuk dimerdekakan? Jika kita merdeka, maka Tuhan akan buat berhasil segala sesuatu yang kita kerjakan.

Bangsa kita pun belum sepenuhnya merdeka, karena masih diperbudak oleh korupsi. Gereja Tuhan pun seperti itu, jika masih diperbudak oleh karakter buruk, diperbudak oleh dosa, maka engkau belum merdeka. Cobalah kita mulai koreksi diri, apakah kita sudah menjadi dampak yang baik bagi orang di luar Tuhan? Mempersembahkan tubuh itu berarti seluruh hidup kita dari kepala sampai ke kaki. Yang berbahaya adalah pikiran, jika belum dipersembahkan kepada Tuhan maka sangat berbahaya. Karena disitulah iblis bekerja. Kebanyakan kita tidak mempersembahkan tubuh ini lengkap. Dalam tubuh ada jiwa : perasaan, kehendak, jika belum dipersembahkan bagi Tuhan, maka engkau tidak akan dapat melakukan perkara yang besar bersama Tuhan. Tindak tanduk kita dikendalikan oleh pikiran kita.

Untuk dapat mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang benar dan  menjadi pribadi yang dimerdekakan, maka kita harus ingat bahwa :
1. Kita serupa dengan Allah (KEJADIAN 1 : 26 – 27).
Ubah pola pikir Saudara. Kita diciptakan Tuhan sempurna, oleh sebab itu mulailah pikirkan ”aku ini serupa dengan Tuhan.” Manusia sudah diberi kuasa, Tuhan menjadikan manusia penguasa / pengusaha atas bumi ini. Pola pikir yang buruk harus diubah, harus merdeka, jangan kuatir terus. Karena seperti yang engkau pikirkan, itulah yang akan terjadi. Dalam kehidupan suami-isteri pun demikian, pikirkan yang terbaik dan  positif. Tuhan tahu kelemahan saya dan  Saudara, tapi ingat ada Penolong kita, yaitu Roh Kudus. Jadi kemerdekaan itu harus dimiliki setiap kita agar dapat berfungsi dengan maksimal. Jadi untuk merdeka sadarilah bahwa kita diciptakan serupa dengan Tuhan.

2. Kita berharga di mata Tuhan (YESAYA 43 : 3 – 4).
Untuk dapat merdeka engkau harus memiliki rasa berharga di mata Tuhan. Sadarilah bahwa kita berharga dimata-Nya. Jadi hargai hidup Saudara, dalam berpakaian, pakailah pakaian yang sopan, dalam bersikap, dll. Untuk menjadi menarik tidak harus menjadi serupa dengan dunia ini, karena jika Gereja tidak berubah dunia tidak akan tertarik untuk datang kepada Tuhan. Dalam dunia usaha pun demikian, jadilah pengusaha yang takut akan Tuhan. Jangan memakai pola pikir dunia, bahwa kejujuran itu merugikan. Sebagai anak Tuhan jadilah pengusaha yang menjalankan prinsip-prinsip firman Tuhan. Jadilah murid Tuhan Yesus. Jika engkau tidak mau diajar, maka engkau bukan murid Tuhan Yesus. Firman disampaikan terus menerus karena belum ada perubahan dalam hidup Gereja, sehingga firman itu diajarkan secara berulang-ulang. Jika firman disampaikan itu berarti Tuhan sayang dan  Tuhan mau kita berubah 
3 Kita ini anak-anak Allah (YOHANES 1 : 12).
Kita harus mengerti status kita, sehingga dapat menjaga hidupmu dan sesuai dengan status yang sudah diberikan kepada kita sebagai anak-anak Allah. Misalnya anak seorang pejabat tinggi, tapi kelakuannya seperti perampok, maka akan menjadi cemooh bagi banyak orang. Taatlah kepada Allah sebagai Bapa kita, karena ketika kita taat, maka Bapa di Surga akan mencurahkan berkat, karena hubungan kita dengan Tuhan seperti seorang Bapa dengan anaknya.

4. Kita ini sahabat Allah (YOHANES 15 : 14 – 15).
Tuhan sendiri berkata bahwa kita adalah sahabat-Nya jika kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Dengan sahabat kita dapat mencurahkan sampai sedalam-dalamnya isi hati kita, sahabat berbeda jika dengan teman. Kita pun tidak lagi disebut hamba, tetapi sahabat. Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk sahabat-Nya.

6. Kita lebih dari pemenang (ROMA 8 : 37).
Seorang pemenang tidak lagi berperang, kita tinggal merebut kekuasaan. Medan peperangan itu adalah pikiran kita. Jika kita memiliki pola pikir ikut Tuhan itu susah, maka akan susah terus. Tetapi jika kita berpikir bahwa kita adalah umat pemenang bahkan lebih daripada pemenang, pasti kita akan menang. Seperti sebuah lirik lagu, ”hidupku hanya ditentukan oleh perkataan-Mu.” Jadi perkatakanlah firman Tuhan. Dan ingat Yesus dipakaikan mahkota duri karena itu sebagai tanda penebusan pikiran.

Untuk menjadi naik ke tingkat yang lebih tinggi, maka pikiran harus dikuasai oleh Roh Kudus, maka kita akan menyadari point-point di atas. Jangan menuntut lebih jika engkau tidak melakukan yang lebih. Jika engkau sudah memberikan perpuluhan, tetapi tidak menuai apa-apa, itu karena engkau belum mempersembahkan tubuh. Keluarlah dari kebiasaan burukmu. Firman Tuhan yang menentukan hidup dan  pikiran kita, maka kita akan menjadi orang yang berhasil. Kalau Saudara berpikir positif, maka pikiran positif itulah yang akan jadi. Saudara diangkat berdasarkan kapasitas cara berpikir Saudara. Tuhan Yesus memberkati.

Khotbah Ibu Gembala : Pdt. Nina Yonathan

0 comments:

Posting Komentar