Nehemia 8 : 11, ”Lalu berkatalah ia kepada mereka : ”Pergilah kamu,
makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada
mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita!
Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” Sukacita karena Tuhan adalah perlindungan
kita. Mengapa dikatakan bahwa sukacita karena Tuhan membuat satu perlindungan?
Sukacita membuat kita sehat dan penuh
semangat/ antusias dalam menjalani hidup, tapi mengapa ada pelawak yang
meninggal karena stroke?. Ayat 11 dari Nehemia 8 ini diberikan sebagai perintah
”Engkau harus menguduskan hari Tuhan.
Sukacita yang sesungguhnya yaitu ketika kita hidup di dalam Tuhan. Banyak orang yang bersukacita karena kekayaannya, karena uang, karena banyak hartanya, maka ia bersukacita. Saat ini tanyakan kepada dirimu ”apakah saya mudah marah jika tidak memiliki uang?” Jika iya, maka sukacitamu adalah sukacita semu, karena dibungkus dengan harta, bukan sukacita yang sesungguhnya, yaitu sukacita karena Tuhan. Seringkali sukacita itu ada hanya ketika kita memiliki sesuatu, sukacita karena apa yang kita inginkan terpenuhi. Jadi mari kita koreksi diri apakah sukacita yang kita bangun berdasarkan keinginan yang kita capai? Jika iya, maka sukacitamu adalah sukacita palsu. Sukacita yang sesungguhnya dalam MZM 64 : 11 dikatakan ”Orang benar akan bersukacita karena Tuhan dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.” Jadi sekiranya sukacitamu karena uang, maka engkau bukan orang benar. Iblis tidak akan dapat mencuri sukacita yang sejati, yaitu sukacita karena Tuhan. Sukacita yang palsu/semu akan mudah dicuri oleh iblis. WHY 6 : 4, ”Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang besar.” Saat manusia tidak hidup dalam kebenaran firman, maka sukacita itu akan diambil dari hidup kita. Damai sejahtera suatu waktu akan hilang, karena sukacita semu adalah tipuan iblis.
Banyak orang harus pergi ke sana kemari melakukan ini dan itu untuk memperoleh sukacita dan damai, sampai-sampai seorang pejabat melakukan korupsi, untuk menyukakan isteri dan anak-anaknya. Jadi anak-anak, engkau jangan terlalu banyak menuntut, lihat keadaan orang tuamu. Sukacita anak-anak Tuhan, yaitu ketika engkau dekat dengan Tuhan. Marilah kita bangun sukacita sejati dengan dekat kepada Tuhan, bukan sukacita semu. 2 KOR 13 : 11, ”Akhirnya saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” Terimalah nasihat firman Tuhan untuk menjadi sempurna, dan terapkan firman itu lebih lagi, maka kita akan melihat karya Tuhan, dan damai sejahtera dan sukacita itu akan seperti sungai yang mengalir.
Sukacita yang sesungguhnya yaitu ketika kita hidup di dalam Tuhan. Banyak orang yang bersukacita karena kekayaannya, karena uang, karena banyak hartanya, maka ia bersukacita. Saat ini tanyakan kepada dirimu ”apakah saya mudah marah jika tidak memiliki uang?” Jika iya, maka sukacitamu adalah sukacita semu, karena dibungkus dengan harta, bukan sukacita yang sesungguhnya, yaitu sukacita karena Tuhan. Seringkali sukacita itu ada hanya ketika kita memiliki sesuatu, sukacita karena apa yang kita inginkan terpenuhi. Jadi mari kita koreksi diri apakah sukacita yang kita bangun berdasarkan keinginan yang kita capai? Jika iya, maka sukacitamu adalah sukacita palsu. Sukacita yang sesungguhnya dalam MZM 64 : 11 dikatakan ”Orang benar akan bersukacita karena Tuhan dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.” Jadi sekiranya sukacitamu karena uang, maka engkau bukan orang benar. Iblis tidak akan dapat mencuri sukacita yang sejati, yaitu sukacita karena Tuhan. Sukacita yang palsu/semu akan mudah dicuri oleh iblis. WHY 6 : 4, ”Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang besar.” Saat manusia tidak hidup dalam kebenaran firman, maka sukacita itu akan diambil dari hidup kita. Damai sejahtera suatu waktu akan hilang, karena sukacita semu adalah tipuan iblis.
Banyak orang harus pergi ke sana kemari melakukan ini dan itu untuk memperoleh sukacita dan damai, sampai-sampai seorang pejabat melakukan korupsi, untuk menyukakan isteri dan anak-anaknya. Jadi anak-anak, engkau jangan terlalu banyak menuntut, lihat keadaan orang tuamu. Sukacita anak-anak Tuhan, yaitu ketika engkau dekat dengan Tuhan. Marilah kita bangun sukacita sejati dengan dekat kepada Tuhan, bukan sukacita semu. 2 KOR 13 : 11, ”Akhirnya saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” Terimalah nasihat firman Tuhan untuk menjadi sempurna, dan terapkan firman itu lebih lagi, maka kita akan melihat karya Tuhan, dan damai sejahtera dan sukacita itu akan seperti sungai yang mengalir.
”Allah, sumber damai sejahtera , menyertai kamu sekalian!” (RM 15 : 33). Akibat kita memiliki damai sejahtera yang dari Tuhan, maka Tuhan akan memberkati kita. Dekat dulu dengan Tuhan, baru diberkati. Firman Tuhan berkata ”kekayaan bangsa-bangsa akan menjadi milikmu, kekayaan dari seberang lautan akan datang kepadamu, ini adalah berkat bagi bangsa Israel, tetapi karena bangsa Israel tidak percaya Yesus adalah Tuhan, maka berkat itu dialihkan ke bangsa-bangsa lain. Jadi berkat itu anugerah, sehingga seharusnya kita tidak perlu marah kalau kita tidak diberkati.
Belajarlah untuk dekat dengan Tuhan,
karena Tuhanlah sumber sukacita dan damai sejahtera. Pada saat kita memiliki
sukacita yang sejati, maka dalam keadaan apapun kita dapat berkata ”TUHAN YESUS
BAIK.” Berikan waktu khusus bagi Tuhan, bukan waktu sisa/waktu kosong. FIL 4 :
9, ”...Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Jika Allah
sendiri yang berkata bahwa Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita,
maka kita akan mengalaminya. Jika tidak mengalami, itu karena engkau berjalan
dengan kekuatanmu. MZM 16 : 11, ”Engkau memberitahukan kepadaku jalan
kehidupan; dihadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah...” Jalan bersama Tuhan,
maka engkau akan selalu bersukacita. Di tangan kanan Tuhan ada nikmat
senantiasa. Sekali lagi ”SUKACITA SEJATI ADALAH SUKACITA KARENA TUHAN ADA DALAM
HIDUP KITA.” Tuhan Yesus memberkati.
Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R.
Yonathan
0 comments:
Posting Komentar