SELAMAT DATANG DI JEMAAT SHEKINAH SAWOJAJAR KOTABUMI LAMPUNG UTARA , TUHAN YESUS MEMBERKATI ......

PERSEMBAHAN TUBUH SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG BENAR


”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (RM 12 : 1 – 2). Orang yang dapat mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang benar, itu berarti ia sudah mengalami kemerdekaan, karena orang yang belum merdeka dalam Tuhan tidak akan pernah bisa mempersembahkan tubuhnya. Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mempersembahkan tubuhnya untuk menyelamatkan manusia. Ciri orang yang merdeka dapat dilihat dari reaksi / responnya ketika disakiti, apakah merespon dengan amarah, persungutan, atau balas dendam. Tuhan juga bisa sakit hati dan marah, tetapi Ia juga mengampuni. Orang yang sudah merdeka, maka ia tidak akan mudah sakit hati, sakit hati membuat orang tidak bebas dalam melayani Tuhan. Setiap Gereja Tuhan pasti diperlengkapi dengan minimal satu talenta untuk melayani Tuhan, tetapi mengapa Gereja Tuhan belum maksimal dalam melayani Tuhan? Karena masih sering kali ada iri hati, curiga, sakit hati. Tuhan menginginkan setiap kita menjadi alat Tuhan yang luarbiasa. Saudara mau untuk dimerdekakan? Jika kita merdeka, maka Tuhan akan buat berhasil segala sesuatu yang kita kerjakan.

Bangsa kita pun belum sepenuhnya merdeka, karena masih diperbudak oleh korupsi. Gereja Tuhan pun seperti itu, jika masih diperbudak oleh karakter buruk, diperbudak oleh dosa, maka engkau belum merdeka. Cobalah kita mulai koreksi diri, apakah kita sudah menjadi dampak yang baik bagi orang di luar Tuhan? Mempersembahkan tubuh itu berarti seluruh hidup kita dari kepala sampai ke kaki. Yang berbahaya adalah pikiran, jika belum dipersembahkan kepada Tuhan maka sangat berbahaya. Karena disitulah iblis bekerja. Kebanyakan kita tidak mempersembahkan tubuh ini lengkap. Dalam tubuh ada jiwa : perasaan, kehendak, jika belum dipersembahkan bagi Tuhan, maka engkau tidak akan dapat melakukan perkara yang besar bersama Tuhan. Tindak tanduk kita dikendalikan oleh pikiran kita.

Untuk dapat mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang benar dan  menjadi pribadi yang dimerdekakan, maka kita harus ingat bahwa :
1. Kita serupa dengan Allah (KEJADIAN 1 : 26 – 27).
Ubah pola pikir Saudara. Kita diciptakan Tuhan sempurna, oleh sebab itu mulailah pikirkan ”aku ini serupa dengan Tuhan.” Manusia sudah diberi kuasa, Tuhan menjadikan manusia penguasa / pengusaha atas bumi ini. Pola pikir yang buruk harus diubah, harus merdeka, jangan kuatir terus. Karena seperti yang engkau pikirkan, itulah yang akan terjadi. Dalam kehidupan suami-isteri pun demikian, pikirkan yang terbaik dan  positif. Tuhan tahu kelemahan saya dan  Saudara, tapi ingat ada Penolong kita, yaitu Roh Kudus. Jadi kemerdekaan itu harus dimiliki setiap kita agar dapat berfungsi dengan maksimal. Jadi untuk merdeka sadarilah bahwa kita diciptakan serupa dengan Tuhan.

2. Kita berharga di mata Tuhan (YESAYA 43 : 3 – 4).
Untuk dapat merdeka engkau harus memiliki rasa berharga di mata Tuhan. Sadarilah bahwa kita berharga dimata-Nya. Jadi hargai hidup Saudara, dalam berpakaian, pakailah pakaian yang sopan, dalam bersikap, dll. Untuk menjadi menarik tidak harus menjadi serupa dengan dunia ini, karena jika Gereja tidak berubah dunia tidak akan tertarik untuk datang kepada Tuhan. Dalam dunia usaha pun demikian, jadilah pengusaha yang takut akan Tuhan. Jangan memakai pola pikir dunia, bahwa kejujuran itu merugikan. Sebagai anak Tuhan jadilah pengusaha yang menjalankan prinsip-prinsip firman Tuhan. Jadilah murid Tuhan Yesus. Jika engkau tidak mau diajar, maka engkau bukan murid Tuhan Yesus. Firman disampaikan terus menerus karena belum ada perubahan dalam hidup Gereja, sehingga firman itu diajarkan secara berulang-ulang. Jika firman disampaikan itu berarti Tuhan sayang dan  Tuhan mau kita berubah 
3 Kita ini anak-anak Allah (YOHANES 1 : 12).
Kita harus mengerti status kita, sehingga dapat menjaga hidupmu dan sesuai dengan status yang sudah diberikan kepada kita sebagai anak-anak Allah. Misalnya anak seorang pejabat tinggi, tapi kelakuannya seperti perampok, maka akan menjadi cemooh bagi banyak orang. Taatlah kepada Allah sebagai Bapa kita, karena ketika kita taat, maka Bapa di Surga akan mencurahkan berkat, karena hubungan kita dengan Tuhan seperti seorang Bapa dengan anaknya.

4. Kita ini sahabat Allah (YOHANES 15 : 14 – 15).
Tuhan sendiri berkata bahwa kita adalah sahabat-Nya jika kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Dengan sahabat kita dapat mencurahkan sampai sedalam-dalamnya isi hati kita, sahabat berbeda jika dengan teman. Kita pun tidak lagi disebut hamba, tetapi sahabat. Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk sahabat-Nya.

6. Kita lebih dari pemenang (ROMA 8 : 37).
Seorang pemenang tidak lagi berperang, kita tinggal merebut kekuasaan. Medan peperangan itu adalah pikiran kita. Jika kita memiliki pola pikir ikut Tuhan itu susah, maka akan susah terus. Tetapi jika kita berpikir bahwa kita adalah umat pemenang bahkan lebih daripada pemenang, pasti kita akan menang. Seperti sebuah lirik lagu, ”hidupku hanya ditentukan oleh perkataan-Mu.” Jadi perkatakanlah firman Tuhan. Dan ingat Yesus dipakaikan mahkota duri karena itu sebagai tanda penebusan pikiran.

Untuk menjadi naik ke tingkat yang lebih tinggi, maka pikiran harus dikuasai oleh Roh Kudus, maka kita akan menyadari point-point di atas. Jangan menuntut lebih jika engkau tidak melakukan yang lebih. Jika engkau sudah memberikan perpuluhan, tetapi tidak menuai apa-apa, itu karena engkau belum mempersembahkan tubuh. Keluarlah dari kebiasaan burukmu. Firman Tuhan yang menentukan hidup dan  pikiran kita, maka kita akan menjadi orang yang berhasil. Kalau Saudara berpikir positif, maka pikiran positif itulah yang akan jadi. Saudara diangkat berdasarkan kapasitas cara berpikir Saudara. Tuhan Yesus memberkati.

Khotbah Ibu Gembala : Pdt. Nina Yonathan

PERSEMBAHAN YANG BENAR


Tahukah Saudara mengapa kita harus memberi persembahan? Dalam Mazmur 50 : 7 – 15, Asaf menuliskan bahwa Allah tidak membutuhkan persembahan kita, karena dunia dan segala isinya adalah milik-Nya, jika Ia membutuhkan sesuatu, Ia tidak perlu meminta kepada manusia. Tetapi mengapa kita harus memberi persembahan? Karena rutinitaskah atau kebiasaan yang diadakan dalam setiap ibadah atau karena malu jika tidak memberi persembahan oleh sebab melihat kanan-kirimu? Kita harus tahu mengapa harus memberi persembahan, yaitu sebagai ucapan syukur yang lahir dari hati (ayat 14), ”persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah.”

Ketika di bait Allah Yesus pun memperhatikan setiap orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa seorang janda miskin yang memasukkan 2 peser memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan persembahan, karena ia memberi dari kekurangannya, bahkan semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Jadi harus diingat bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan kita ketika memasukkan uang ke dalam persembahan, yaitu Allah, Yesus sendiri melihat bagaimana ketika kita memberi bagi Tuhan.
Ada beberapa alasan orang-orang memberi persembahan, yang harus diingat adalah :

1. Persembahan itu bukan sumbangan.

Ingat bahwa persembahan bukanlah sumbangan. Persembahan itu sebagai korban ucapan syukur kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Ketika Saudara menganggap memberi persembahan adalah sumbangan, maka Saudara akan memberi dengan asal-asalan, banyak orang memilih uang yang paling buruk dan sudak tidak layak diberikan kepada manusia atau bahkan tidak laku lagi untuk membeli sesuatu dan  memakainya sebagai persembahan. Ketika ini dilakukan sama halnya menista Tuhan. MALEAKHI 1 : 10, ”Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbahKu dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman Tuhan semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.” Ayat ini ada, akibat memberi bagi Tuhan dengan asal-asalan, sehingga engkau tidak mendapat apa-apa dari Tuhan. Persembahan itu harus dikhususkan, harus dipisahkan, dan beri yang terbaik dari seluruh uangmu, jangan yang paling buruk. MAZMUR 5 : 4, ”Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” Daud tahu memberi persembahan yang terbaik dengan mempersiapkannya terlebih dahulu, bukan asal-asalan dan Daud tahu persis bahwa Allah berkenan akan persembahannya. Jadi janganlah Saudara memberi dengan asal-asalan dan menganggapnya sebagai sumbangan ketika mempersembahkan suatu persembahan, karena persembahan adalah satu ucapan syukur kita kepada Tuhan.

2. Persembahan itu bukan Sogokan.

Ada orang-orang yang melakukan money laundry untuk menutupi kejahatannya dengan mempersembahan uang hasil ketidakjujuran. Orang tersebut menyumbang ke gereja untuk melunakkan hati Tuhan dan membersihkan namanya dari dosa akibat melanggar firman Tuhan. Seperti yang dilakukan Saul dalam 1 SAMUEL 15, Saul mencari hormat dan tidak taat kepada perintah Tuhan untuk menumpas seluruh orang Amalek. Dan Ia menentang perintah Tuhan dengan mengambil dari jarahan itu semua yang terbaik yang harus ditumpas untuk mempersembahkan bagi Tuhan. Jadi jangan berkata untuk Tuhan, jika tidak berasal dari dasar hatimu.

3. Persembahan jangan dijadikan alat pelipatgandaan.
Ayat yang sering dipakai LUK 6 : 38 dan MALEAKHI 3 : 10, Jangan Saudara memberi persembahan sebagai alat pelipatgandaan. Jika itu yang menjadi motivasimu, maka engkau tidak akan memperoleh apa-apa. Persembahan adalah sikap hati dan motivasi. Tuhan tidak melihat jumlah, tetapi jika engkau memiliki penghasilan besar dan engkau mempersembahkan kepada Tuhan dengan nilai sangat kecil, bukankah itu tergolong orang kikir? Memberi jangan karena kasihan, tetapi harus memiliki belas kasihan. Jadi Tuhan melihat motivasi dan sikap hatimu
Memberi itu sifat Allah, jadi manusia harus melatih diri untuk dapat memberi. Jangan melihat kondisi, ketika engkau akan memberi,  karena engkau tidak akan pernah dapat memberi kepada orang lain atau kepada Tuhan.
Korban syukur bukan hanya uang, tetapi tubuh sebagai persembahan/ibadah sejati, yaitu memberi hidupmu untuk hidup benar. MAZMUR 50 : 23a, ”Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku.” Jadi dengan memberi persembahan, kita memuliakan Tuhan. Amin.

Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R. Yonathan.

TEMPAT PERTEMPURAN KITA ADALAH PIKIRAN KITA


2 Korintus 10:4-5, ”Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menakhlukannya kepada Kristus.” Dalam pertempuran dibutuhkan senjata, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Perlengkapan senjata yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik, harus komplit dan harus mengetahui lokasi musuh yang dihadapi untuk menyusun strategi yang akan dipakai untuk menentukan dari sisi mana akan melakukan serangan. Senjata yang dipakai adalah senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, karena senjata ini yang dapat dipakai untuk meruntuhkan benteng-benteng yang dibangun dalam pikiran kita. Pikiran kita adalah tempat pertempuran karena keinginan daging/ keinginan mata. Banyak orang yang meninggalkan Tuhan dan menjual  Yesus karena pikirannya. Jangan sampai tanpa sadar pikiran kita dipakai menjadi tempat membangun kubu tanpa melibatkan Tuhan didalamnya, sehingga penuh dengan kekuatiran, ketakutan, kecemasan, dll. Dalam hidup kita sehari-hari, sejak bangun tidur setiap orang sudah menghadapi medan pertempuran dalam pikiran untuk melakukan ini dan itu. Kita memiliki Allah yang mampu menolong dan berbuat sesuatu yang besar, karena itu kita harus menawan segala pikiran dan menakhlukkannya di bawah pikiran Kristus.

Apakah pikiran Kristus itu? Pikiran Kristus adalah pikiran yang dilandasi oleh firman Tuhan. Manusia berbuat segala sesuatu agar pikiran menjadi tenang. Pikiran ini akan tenang jika kita mengisinya dengan firman Tuhan. Amsal 23 : 7a, ”Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” Dalam Alkitab versi King James dituliskan, ”Bagaimana orang berpikir dalam hatinya demikianlah ia.” Pikirkan yang baik. Kita harus mengisi pikiran ini dengan segala sesuatu tentang Allah. Karena pikiran adalah pemimpin/pelopor dari semua tindakan Saudara. Apa yang kita buat atau kita kerjakan dimulai dari apa yang kita pikirkan.

Roma 8 : 5, ”Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.”Jika segala sesuatu tentang daging, tentang saya, keinginan saya, maka Saudara akan terjerat, kalau selalu berpikir bagaimana saya dipuaskan, maka engkau masih manusia daging. Oleh karena itu Roma 12 : 2 berkata ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Manusia Roh akan memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu sesuatu yang Rohani. Kemana hidupmu akan dibawa? Hidup sebagai manusia Roh atau manusia daging.

Benteng-benteng yang dibangun melalui pikiranmu harus diruntuhkan. Jangan ketakutan yang dibangun dalam pikiranmu, maka engkau akan tahu membedakan mana kehendak Allah, yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna . Bangun hadirat Tuhan dalam pikiran kita. Kalau engkau menaruh firman Tuhan dalam pikiranmu, maka Saudara akan menjadi orang-orang yang antusias. Pikiran Saudara akan mempengaruhi segala sesuatu dalam hidupmu, bahkan masa depanmu. Sebagaimana dalam hal mengasihi, jika engkau tidak mengasihi dirimu sendiri, bagaimana engkau dapat mengasihi orang lain? Jika suami/isteri memiliki kebiasaan yang buruk, dan ia memperkatakan perkataan yang baik untuk benar-benar berubah, jika kebiasaan itu dilakukan lagi, jangan engkau menjatuhkan dengan perkataan yang melemahkan, tetapi pikirkan yang baik, dan dukung dengan perkataan yang baik untuk membangun. Karena musuh kita bukan darah dan daging (Efesus 6 : 12). Pekerjaan iblis adalah mendustai orang melalui pikiran-pikiran yang tidak baik (Yohanes 8 : 44), oleh karena itu milikilah hubungan yang baik dengan Tuhan. Demikian juga soal makanan, itu bergantung pada iman dan pola pikirmu Iblis mendustai pikiranmu untuk memperoleh apa yang ada di dunia ini, bahkan untuk membahagiakan rumah tangga dengan menyuntikkan pikiran-pikiran yang tidak benar.

Jangan suntikkan kepada suami/isterimu hal-hal yang tidak benar. Allah telah menyediakan hal-hal yang terbaik, tetapi ketika pikiranmu tidak mendukung, kita bisa menjadi orang yang ngoyo dan lemah. Iblis menyerang pikiran dengan cara-cara yang licik, sehingga engkau menjadi bimbang dan ragu.

2 Korintus 10 : 5, Firman Tuhan berkata, ”Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia...” Seringkali tanpa sadar kita dipakai iblis untuk membuat isteri/suami menjadi lemah. Oleh karena itu takhlukkan pikiranmu dan taruh firman dalam pikiranmu.

Yohanes 8 : 31 – 32, Pada waktu kita hidup dalam kebenaran Allah, kita adalah murid-murid Tuhan dan kebenaran itu yang memerdekakan Saudara. Firman Tuhan yang akan memerdekakan kita. Seperti apa yang engkau pikirkan, seperti itu yang akan terjadi. Tuhan mengubah dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak bisa menjadi bisa. Jangan pikiranmu menjadi medan pertempuran dimana engkau selalu kalah, tetapi menjadi merdeka di dalam Tuhan. Mengapa kita harus menundukkan pikiran kita kepada Kristus dan mengisinya dengan firman? Karena firman Tuhan itulah yang memerdekakan kamu. TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R. Yonathan

PERJANJIAN BERKAT ALLAH TIDAK TERPENGARUH OLEH KRISIS


”Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Lukas 21 : 33). Firman Allah adalah perkataan Allah, yaitu perjanjian Allah kepada saya dan Saudara. Dalam Alkitab banyak sekali janji-janji berkat, bagi kita. Pada waktu mengenal Tuhan dan lahir baru, maka kita masuk dalam perjanjian dengan Allah. Tuhan menanggung keselamatan kita di bumi dan di surga, inilah janji Allah. Janji ini hanya bisa dinikmati bagi mereka yang hidup dalam perjanjian dengan taat dan melakukan kehendak Tuhan, tetapi jika kita terobos/kita langgar, maka kita sama halnya membatalkan perjanjian itu. Berkat Allah dicurahkan justru ketika keadaan krisis, bahkan kemarau sekalipun jika kita hidup dalam perjanjian itu, maka berkat Tuhan akan dicurahkan.

Allah justru memilih masa ”krisis” untuk memberkati orang-orang pilihan-Nya. Karena Allah mau membuktikan bahwa Dia lebih dari segala sesuatu dan ia lebih dari sanggup untuk mencukupi kebutuhan umat-Nya. Contoh bagaimana berkat Tuhan dicurahkan ketika masa krisis, yaitu :

1. KEJADIAN 12 : 9 – 10 (ABRAHAM)
Ketika Abram dipanggil Tuhan untuk keluar dari negerinya ke negeri yang akan Tuhan tunjukkan, Abram justru menemui kelaparan yang hebat di tanah Mesir. Mungkin jika kita menjadi Abram, banyak tanda tanya dalam pikiran kita. Inilah pertanyaan banyak anak-anak Tuhan ”Kok ikut Tuhan malah susah. Ketika akan belajar taat kepada Tuhan, ko justru datang masalah, justru kekurangan. Mengapa demikian?’ Berkat Tuhan akan dicurahkan dalam masa krisis, jika kita tidak menyimpang ke kanan & ke kiri. Kejadian 13 : 2 ”Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.” Ini terjadi ketika Abram tidak mengeluh, tidak menyalahkan Tuhan ketika masa kelaparan hebat terjadi, dan ia tetap setia hidup dalam perjanjian itu, maka berkat Tuhan digenapi.

Demikian juga dalam dunia pertanian, meskipun tidak ada hujan, Tuhan sanggup memberkati karena bukan hujan yang menentukan berkat itu, tetapi Tuhan. Justru melalui masa krsisis Abraham dapat menikmati berkat luarbiasa.

2. KEJADIAN 26 : 1 (ISHAK)
Ishak juga mengalami hal yang sama seperti yang dialami Abraham, karena setiap generasi harus memiliki pengalaman dengan Tuhan secara pribadi. Ishak pergi ke Filistin menemui Abimelekh, lalu Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman supaya Ishak tidak pergi ke Mesir karena Tuhan akan memberkatinya di negeri itu. Berkat Tuhan ditentukan ketika kita hidup dalam perjanjian Tuhan. Ketika Abraham diperintahkan tetap tinggal, ia taat dan tetap tinggal dan Ishak mengikuti jejaknya. Dan dalam Kejadian 26 : 12 – 14 dituliskan bahwa dalam keadaan kering itu Ishak menabur di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil 100 x lipat. Ia menjadi semakin kaya dan sangat kaya bahkan banyak ternaknya, sehingga orang Filistin cemburu kepadanya.

Sebagaimana halnya batang singkong yang dibiarkan begitu saja dapat tumbuh, sedangkan yang ditanam mati, karena hidup ini ada dalam kedaulatan Tuhan dan yang memberi pertumbuhan adalah Tuhan, jika Tuhan berkata ”tumbuh”, maka akan tumbuh, jika tidak maka akan mati, seperti Paulus dan Apolos punya spesifikasi yang berbeda, Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allahlah yang memberi pertumbuhan. Jadi tidak ada yang bisa membanggakan diri. Yang harus dibanggakan adalah Tuhan. Perkataan Allah, yaitu firman Allah tidak akan pernah hilang dan tidak akan berlalu

3. YAKUB
Ketika di Kanaan terjadi kelaparan semua orang membeli bahan makanan ke Yakub dengan menjual harta ataupun ternaknya, sehingga persediaan habis dan pergilan anak-anak Yakub serta Yakub ke mesir. Ketika banyak orang mengalami krisis dan kesusahan luar biasa, Allah justru memberkati Yakub. Jadi apapun dan bagaimana pun keadaannya kita harus tetap hidup dalam kebenaran. Pada waktu kita hidup dalam Kebenaran, maka dunia akan melihat, karena hidup selalu diawasi oleh banyak orang. Pada waktu seseorang hidup dalam perjanjian Allah dan tidak kompromi dengan dunia, maka akan banyak pergunjingan-pergunjingan, tetapi suatu saat dunia akan tercengang karena kita akan diangkat oleh Tuhan.

YESAYA 60 : 1, ”Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.” Biarpun digunjingkan oleh orang asal hidup seperti Yesus dalam perkataan dan  perbuatan, dan perhatikan baik-baik ketika kita bangkit dan menjadi berkat, Tuhanlah memunculkan kemuliaan-Nya atasmu. Lakukan bagian Saudara dan Allah akan melakukan bagian-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R. Yonathan.

JANGAN KALAH DENGAN GAGAK


Elia hidup pada masa pemerintahan raja Yehuda. Ahab yang menjadi raja pada waktu itu, melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Terjadilah pembunuhan nabi-nabi Allah, dan Elia adalah nabi yang selamat dari pembunuhan. Berkatalah Elia kepada Ahab bahwa tidak akan turun hujan, bahkan embun pun tidak akan ada selama 3,5 tahun, kecuali kalau Elia katakan. Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Elia, Tuhan memerintahkan Elia pergi bersembunyi di tepi sungai Kerit. Elia dapat minum dari sungai itu dan Tuhan telah memerintahkan burung-burung gagak untuk membawa roti dan daging pada waktu pagi dan petang. Ini bukti bahwa Tuhan bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup Elia.

Tahukah Saudara sifat dari burung gagak? Burung gagak memiliki sifat yang sangat buruk, bahkan sama sekali tidak ada yang baik dari burung gagak, kelebihannya memiliki badan yang besar dan cakram yang kuat. Burung ini rakus dan tidak tahu berbagi, tetapi mengapa Tuhan memakai burung gagak bukan binatang lainnya? Kita harus belajar dari burung gagak yang berperangai buruk, tetapi ketika mendengar perintah Tuhan burung gagak itu langsung taat dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya. Burung gagak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dengan setia, pagi dan petang ia membawa roti dan daging bagi Elia. Bahkan burung itu tidak mengambil sedikit pun apa yang menjadi bagian Elia. Ia tahu bagian yang bukan menjadi miliknya, sehingga tidak mengambil sedikit pun roti dan daging yang diperuntukkan bagi abdi Allah itu.

Bagaimana dengan manusia? Apakah manusia setelah mendengar perintah Tuhan, langsung melakukan dengan setia dan taat seperti burung-burung gagak yang diperintah oleh Tuhan itu atau malah sebaliknya? Pada kenyataannya sering kita temui banyak orang yang telah mendengar perintah Tuhan, tetapi mereka dengan sengaja mengabaikannya, bahkan banyak orang yang bersifat serakah, sehingga mengambil bagian yang bukan miliknya. Manusia berani korupsi dan mengambil bagian yang menjadi milik Tuhan, meskipun telah mendengar perintah Tuhan melalui firman. Manusia harus belajar dari burung gagak dan seharusnya menjadi malu, ketika tahu bahwa burung gagak bisa berubah menjadi setia, taat dan tahu berbagi setelah diperintah oleh Tuhan.

Jadi jangan kalah dengan burung gagak. Binatang buas bisa taat kepada perintah Tuhan. Jika mendengar perintah Tuhan jangan melawan atau membangkang, jangan mengambil keputusan sendiri, ikut apa kata Tuhan. Dengan ikut apa kata Tuhan, akan membuat umat Tuhan berbahagia. Berbahagia dalam hal apa?

1. Tuhan Memerintahkan Kemenangan

Burung gagak ketika setia dan taat kepada perintah Tuhan, sifat buruknya yang serakah dan egois tidak ada lagi. Burung-burung itu menjadi burung yang taat dan setia memperhatikan Elia. Manusia pun demikian, jika mau ikut apa kata Tuhan dan mengikuti perintah Tuhan dengan setia, maka engkau akan diubahkan, keadaanmu juga akan berubah menjadi lebih baik lagi. Ketika mendengar perintah Tuhan dan  tidak mau melakukannya, dapat dikatakan bahwa orang tersebut tidak percaya kepada Tuhan. Orang yang percaya pasti taat kepada siapa yang memberi perintah. YEREMIA 7 : 23, ”hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka : Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!” Allah menjamin kebahagiaan bagi semua yang turut perintah-Nya. Berbahagia seperti apa? Mazmur 44 : 4, ”Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan mereka kemenangan, melainkan tangan kanan-Mu dan lengan-Mu dan cahaya wajah-Mu, sebab engkau berkenan kepada mereka.” Kebahagiaan yang Allah berikan adalah kemenangan dalam segala hal, baik karakter, sifat, maupun keadaan, Allah akan membuka jalan yang tertutup.

2. Tuhan Perintahkan Berkat (UL 28 : 8)

Setelah Tuhan memberikan kemenangan, maka berkat akan Tuhan perintahkan kepada orang yang mau melakukan perintah-Nya dengan setia.

3. Ada perlindungan (UL 32 : 12).

Tuhan akan membuat pagar perlindungan untuk melindungi segala berkat kita. Tuhan sendiri yang akan menuntun hidup kita dan bersama Tuhan kita akan menjadi umat pemenang. Tidak ada suatu apapun yang dapat mencuri berkat kita, jika Tuhan yang melindungi. Dan malaikat-Nya akan diperintahkannya untuk menjaga engkau sepanjang jalanmu. TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Khotbah Gembala : Pdt. Semmy R. Yonathan.